Membuat proposal hingga skripsi merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar “sarjana”. Nah, dalam penyusunannya pun akan ditemui suka dan
juga duka dalam pengerjaannya. Bahkan sampai memengaruhi hubungan asmara
seseorang, nah loh gimana tuh.
Status sebagai mahasiswa tingkat akhir memang menjadi momok
menakutkan bagi sebagian mahasiswa, apalagi untuk mahasiswa yang sementara
dalam tahap penyusunan skripsi. Masa-masa indah sampai masa-masa suram pun
harus dilakoni, mulai dari mengejar dosen pembimbing, kurang tidur, sampai lupa
makan. Tapi hal tersebut mau gak mau
harus dilalui untuk mendapatkan gelar sarjana.
Seperti yang dialami oleh Ahzar, mahasiswa jurusan teknik
perkapalan Universitas Hasanuddin Makassar ini bahkan mengaku sempat dua kali
putus cinta gara-gara mengerjakan skripsi.
“Suka duka pasti ada, tapi kebanyakan dukanya. Mulai dari
keseringan begadang, harus standby di kampus dari pagi sampai sore dan masih
banyak lagi. Dan yang paling parah saya sampai putus nyambung hingga dua kali dengan
pacar saat proses pengerjaan skripsi,” ungkapnya tersenyum.
Kesibukan dalam
mengerjakan skripsi membuat cowok kelahiran Bau-Bau 12 Mei 1991 ini sampai
tidak sempat untuk menghubungi sang pacar, “Bahkan sempat keluar kata-kata ‘Pacaran
aja sama skripsimu sekalian’, tapi yah mau gimana lagi mungkin itu sudah jadi
resiko mahasiswa tingkat akhir seperti saya, tapi pada akhirnya dia bisa
mengerti kalau studi itu yang utama” tutur Ahzar.
Nah, ada duka tentunya ada sukanya. Berkat mengerjakan
skripsi, Ahzar mengaku bisa dekat dengan dosen pembimbing dan dipercaya untuk
menjadi salah satu delegasi Indonesia di ‘The 3rd International Conference
on Ship and Offshore Technology’ (ICSOT) di Kampus Teknik Gowa bersama dengan
dosennya.
“Nah, berkat skripsi juga saya bisa dipercaya menjadi
delegasi Indonesia di ICSOT dan tampil memberikan presentasi di depan akademisi perwakilan beberapa Negara peserta. Hal yang
sangat membanggakan bagi saya,” tutur anak kedua dari empat bersaudara ini
bangga.
Nah, dari kisah Ahzar ini skripsi memang meberikan warna
warni dalam perjalanan mencapai gelar sarjana. Bahkan melebihi warna pelangi.
Karena tidak hanya merasakan rintangan dan susahnya, tetapi juga menikmati
hasil yang menggembirakan.
Apalagi menhubungkan antara skripsi dan urusan percintaan bakalan
ribet. Seperti sebuah kalimat, “Satu hari menunda skripsi sama halnya dengan
satu tahun menunda pernikahan’. So, fokus dan jangan sampai urusan asmara
merusak konsentrasi skripsi, nikmati prosesnya dan rasakan hasilnya.(rza/HGCMKS)